Melihat pada sejarah teknologi pangan dan sekarang perkembangan Sains dan teknologi beberapa tahun ini sudah berpadu yang biasa di sebut dengan teknologi pangan.
Perkembangan teknologi pangan ini makin tahun makin banyak berkreasi dan berinovasi, tentunya berkat para pakar sains yang tiada henti berinovasi.
Diantara inovasi itu ternyata juga diimbangi dengan makin banyaknya produk – produk dari teknologi pangan ini memiliki kualitas rendah bahkan buruk.
diantara perkembangan itu tentunya sebuah ilmu yang bernuansa ilmiah memiliki kelemahan pada produknya dan inilah 4 Teknik mengukur kualitas produk teknologi pangan.
Gravimetri

Teknik yang pertama adalah Gravimetri, yaitu suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran berat.
Dan paling banyak melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan.
Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan.
Baca juga : Perkembangan teknologi jaringan wireles di Dunia
Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari komponen – komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan.
Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan penimbangan, banyaknya komponen yang dianalisis ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang hendak dianalisis.
Juga dengan massa atom relatif, massa molekul relatif dan berat endapan hasil reaksi. Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan dan elektrolisis.
Volumetri

Volumetri adalah analisa volumetri merupakan bagian dari kimia analisa kuantitatif, di mana penentuan zat dilakukan dengan jalan pengukuran volume larutan.
Atau bisa juga berat zat yang diketahui konsentrasinya, yang dibutuhkan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan zat yang dibutuhkan tadi.
Dalam volumetri, penentuan dilakukan dengan jalan titrasi yaitu, suatu proses di mana larutan baku (dalam bentuk larutan yang telah diketahui konsentrasinya).
Yang ditambahkan sedikit demi sedikit dari sebuah buret pada larutan yang ditentukan atau yang di titrasi sampai keduanya bereaksi sampai sempurna.
Hingga mencapai jumlah equivalen larutan baku sama dengan nol equivalen larutan yang di titrasi dan titik titrasi ini dinamakan titik equivalen atau titik akhir titrasi.
Untuk mengetahui kesempurnaan berlangsungnya reaksi antara larutan baku dan larutan yang di titrasi digunakan suatu zat kimia yang dikenal sebagai indikator.
Indikator ini yang akan dapat membantu dalam menentukan kapan penambahan titran harus dihentikan.
Baca juga : 5 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dunia
Bila reaksi antara larutan yang ditirasi dengan larutan baku telah berlangsung sempurna, maka indikator harus memberikan perubahan visual yang jelas pada larutan (misalnya dengan adanya perubahan warna atau pembentukan endapan).
Titik pada saat indikator memberikan perubahan disebut titik akhir titrasi dan pada saat itu titrasi harus dihentikan. Dalam mengukur Teknologi pangan volumetri dikenal 2 macam larutan baku, yaitu baku primer dan baku sekunder.
Baku primer
Yaitu larutan di mana kadarnya dapat diketahui secara langsung, karena diperoleh dari hasil penimbangan.
Pada umumnya kadarnya dapat dinyatakan dalam N (mol. Equivalen/L) atau M (mol/L). Contoh larutan baku primer adalah: NaCl, asam oksalat, Natrium Oksalat.
Baku Sekunder
Yaitu larutan di mana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembekuan, dengan larutan baku primer atau dengan metode gravimetri yang tepat. Contoh: NaOH (dibakukan dengan primer asam oksalat).
Syarat – syarat suatu bahan dikatakan baku adalah:
- Susunan kimianya diketahui dengan pasti
- Harus murni dan mudah dimurnikan
- Dapat dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis
- Stabil, baik dalam keadaan murni, maupun dalam larutannya
- Dapat larut dalam pelarut yang cocok dan dapat bereaksi secara sthokiometri dengan larutan yang akan dibakukan atau dengan zat yang akan ditentukan kadarnya
- Bobot equivalennya besar, agar pengaruh kesalahan penimbangan dapat diperkecil.
Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis.
Penyerapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma.
Atau juga bisa menggunakan kisi difraksi dan detektor vacuum phototube atau tabung foton hampa.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Baca juga : 11 Teknologi terbaru yang akan membuatmu kagum
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
Molekul yang sudah terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Molekul yang memiliki ikatan kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah.
Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom tersebut.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.
Prinsip dasar kromatografi adalah pemisahan yang di dasarkan atas distribusi diferensial dua fase di antaranya fase diam dan fase gerak. Gerakan fase gerak molekul ini mengakibatkan terjadinya migrasi diferensial komponen dalam sampel.
Demikianlah 4 teknik mengukur kualitas produk teknologi pangan yang dapat anda coba gunakan untuk mengetahui kualitas teknologi pangan tersebut.
Saran penulis, ketika anda mencoba untuk mengukur dan mengetahui, usahakan bahwa alat yang anda gunakan lengkap tentunya dengan tutorial – tutorial yang benar.
Jangan lupa berikan masukan dan bila berkenan anda share ke sosial media, support dari anda sangat membantu meningkatkan kualitas konten kami.🥰
tags : apa yang dimaksud dengan teknologi pangan?